
Samarinda – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Sapto Setyo Pramono, menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap maraknya kasus penyalahgunaan narkoba di Kalimantan Timur yang masih terbilang tinggi. Menurutnya, ini bukan hanya masalah individu, tapi juga ancaman serius bagi masa depan generasi muda Kaltim.
Misalnya saja pada November lalu, Polda Kaltim mengungkap, sepanjang 2024 sejak awal tahun hingga November, pihaknya telah menyita hampir 91 kilogram sabu yang diperkirakan senilai Rp182 miliar. Jumlahnya pun masih terus bertambah.
Untuk mengatasi masalah ini, Sapto melihat peran keluarga dan pendidikan agama harus dioptimalkan. Sapto menekankan bahwa keluarga merupakan benteng pertama dan terpenting dalam melindungi anak-anak dari bahaya narkoba.
“Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing anak-anak. Ini bukan hanya tanggung jawab sekolah atau masyarakat, tapi orang tua harus aktif terlibat dalam mengawasi dan mendidik anak,” kata Sapto
Selain itu, pendidikan agama juga memiliki peran yang sangat krusial. “Nilai-nilai moral yang diajarkan dalam agama dapat menjadi panduan hidup yang kuat bagi anak-anak. Dengan memiliki pegangan agama yang kuat, mereka akan lebih mampu menolak godaan narkoba,” tambah Sapto.
Selain itu penguatan pendidikan karakter di sekolah juga penting. Sapto mengajak semua pihak untuk bersinergi. Pemerintah, masyarakat, sekolah, dan keluarga harus bekerja sama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Semua pihak harus menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak, termasuk pengawasan pada penggunaan teknologi.
“Teknologi sangat berpengaruh pada kehidupan kita. Di satu sisi, ia memberikan banyak manfaat positif, tapi di sisi lain, tanpa pengawasan yang tepat, teknologi juga bisa menjadi alat penyebaran informasi buruk, termasuk terkait narkoba,” pungkasnya. (ADV)