Anggota DPRD Kaltim Sebut Masih Banyak Perokok Aktif yang Apatis, Bisa Meningkatkan Angka Stunting Jika Terpapar Anak-anak dan Ibu Hamil

Samarinda – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Andi Satya Adi Saputra merupakan legislator yang memiliki latar belakang Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Kota Samarinda.

Dengan terjun dan terpilih di lembaga legislatif, dokter Adi bakal memperjuangkan dan mengawal kebijakan pemerintah provinsi, utamanya pada sektor kesehatan bagi masyarakat Kaltim. Salah satunya mengawal implementasi regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Menurutnya implementasi dari regulasi KTR oleh Pemerintah Provinsi Kaltim masih kurang. Masih banyak masyarakat Kaltim yang merokok di sembarang tempat, bahkan ruang publik dan dekat anak-anak dan ibu hamil. Sementara penerapan KTR di Kaltim, memilik efek domino hingga ke masalah stunting. Menjadi keluhan banyak masyarakat.

“Masyarakat kan tau tau, tidak tau. Pintar pintar, tidak pintar. Banyak yang pura-pura tutup mata. Iklan ada di mana-mana, orang yang merokok masih di mana-mana, bahkan di institusi pendidikan. Padahal dari segi kesehatan atupun agama sudah melarang.”

Kata dokter Adi, jika asap rokok terpapar kepada anak-anak bahkan para ibu hamil, dapat berdampak pada kesehatan anak dan bayi, hingga berpotensi terjadinya stunting. Tegasnya, lingkungan yang sehat tentu berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak dan bayi.

“Kami sepakat bahwa kami lingkungan yang sehat berdampak pada tumbuh kembang anak. Pencegahan stunting sendiri harus dimulai saat bayi masih dalam kandungan bahkan jauh sebelum kehamilan,” kata Andi Satya.

Legislator Kaltim itu mendorong agar para perokok aktif dapat lebih memperhatikan tempat untuk merokok, utamanya menghindari ruang-ruang publik yang dapat diakses oleh banyak orang. Bisa merokok di smooking room yang telah tersedia di sejumlah tempat.

“Yang masih merokok, diimbau untuk tidak merokok sembarangan. Toleransilah kalau ada ibu hamil, anak-anak dan orang yang tidak merokok di sekitar.”

“Kita semua harus menciptakan lingkungan bebas polutan dan karsinogen, yang mana itu ada di rokok,” pungkas Adi. (ADV)