Di tengah isu rendahnya literasi pendidikan di Indonesia, puluhan pelajar smp yang baru – baru ini viral di sosial media, di salah satu daerah di indonesia, pulihan anak SMP yang masih belum bisa membacara, dan bahkan ada beberapa anak SMA di beberapa daerah di Indonesia, yang masih belum hapal lembaga-lembaga negara di Indonesia. Hal ini sangat di sayangkan dan terbilang cukup miris. Di era digitalisasi sekarang ini, tapi masih ada anak anak di Indonesia yang masih tertinggal dalam sektor pendidikan.
Ini yang menjadi dorongan saya untuk membuat sebuah komunitas yang bergerak dan konsen terhadap isu-isu dibidang pendidikan. Dan alhamdulillah komunitas ini terbentuk bertepatan dengan hari sumpah pemuda di tanggal 28 oktober 2024. Dan komunitas ini dinamai “Ketikan Waras”. Komunitas ini berfocus pada 3 focus utama, yaitu pendidikan, teknologi Informasi, dan Demokrasi. Bertepatan dengan momentum hari sumpah pemuda, komunitas ketikan waras menggelar agenda perdana bertajuk diskusi umum, ngobrol waras, dengan tema kritik ini membunuhmu. (Pentingnya pendidikan dalam kebebasan berekspresi di kalimantan Timur).
Diskusi ini dihadiri pleh pejabat setempat, tokoh masyarakat dan seluruh komunitas dan organisasi pemerintahan , khususnya komunitas yang konsen di bidang pendidikan. Diskusi ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat kalimantan timur, khususnya samarinda.
Bahwasannya pendidikan ini sangat penting untuk anak-anak muda dikalimantan timur khususnya Samarinda, dan komunitas ketikan waras mengajak dan membuka kerja sama dan kolaborasi ke seluruh stakeholder agar bersama sama bersinergi mengawal pendidikan Indonesia jadi lebih baik lagi.