
Berita 166 DPRD Kaltim
Sigit Wibowo Dorong Proyek Besar untuk Atasi Krisis Air Bersih Balikpapan Secara Permanen
Samarinda – Maalah krisis air bersih di Kota Balikpapan masih jadi keluhan sampai sekarang. Pasalnya Kota Balikpapan hanya mengandalkan air baku air bersih dari waduk saja yang merupakan infrastruktur penampung tadah hujan. Sehingga ketika musim kemarau, debit air menurun, air bersih akan mulai sulit didapatkan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Sigit Wibowo, menyebut masalah ini memang cukup sulit. Sementara untuk pengambilan air baku dari daerah lain akan memakan biaya yang besar. Kota Balikpapan tak seperti Kota Samarinda yang memiliki sumber air baku secara alam dari sungai Mahakam.
“Dulu pernah, mau bikin saluran di Loa Kulu itu dibawa ke Balikpapan. Tapi biayanya besar,” kata Sigit.
Sigit menilai bahwa solusi jangka pendek seperti membeli air dari daerah lain atau menggunakan air laut hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah secara fundamental. Proyek besar seperti pembangunan saluran air dari daerah dengan sumber air yang melimpah merupakan solusi yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
“Tapi kalau itu dilakukan dengan kerja sama antara pemerintah pusat, provinsi, dan juga kabupaten/kota, akan sangat bermanfaat,” tambahnya.
Proyek besar seperti pembangunan saluran air dari Loa Kulu tidak hanya akan mengatasi masalah krisis air bersih di Balikpapan, tetapi juga akan memberikan manfaat bagi daerah-daerah di sekitarnya, seperti Penajam dan Paser.
“Bisa dibawa ke Penajam, ke Paser, dan Kota Balikpapan. Itu usulan saya waktu itu, tapi jangka panjang. Kalau pemerintah kabupaten kota dan provinsi aja nggak sanggup. Karena pipanya panjang,” jelasnya.
Meskipun proyek ini memiliki potensi yang besar, namun juga dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti biaya yang sangat tinggi dan kompleksitas teknis. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan bantuan yang besar dari pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
“Tinggal kebijakan pemerintah ini mau ngapain? Kalau saya lihat Balikpapan, kadang sedih juga saya lihatnya,” pungkas Sigit. (ADV)