Generasi Muda Hadapi Tantangan Besar di Era Digital, Darlis Ajak Semua Pihak Bersinergi Membentuk Karakter Bangsa

Samarinda – Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat telah memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, di sisi lain, digitalisasi juga membawa dampak negatif, terutama bagi generasi muda. Paparan konten negatif di media sosial, kecanduan gadget, dan kurangnya interaksi sosial langsung menjadi beberapa masalah yang sering dihadapi.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kaltim, Muhammad Darlis, menyoroti besarnya tantangan yang dihadapi generasi muda di era digital, seperti krisis identitas dan degradasi moral, pada anak-anak yang berpendidikan sekalipun.

“Di situ kita merasakan bahwa ilmu saja tidak cukup sebagai bekal pemuda berkiprah ke depan. Etika dan adab sangatlah dibutuhkan. Jangan sampai adanya digitalisasi, menguras adanya adab sehingga kualitas pemuda kita kurang.”

“Bisa saja dia di kualitas keilmuan sangat mumpuni tapi dari segi etika dan adab itu sangat kurang. Padahal dua ini harus menunjang karna ilmu saja tidak cukup begitu juga sebaliknya,” kata Darlis.

Menurut Darlis, masalah karakter anak bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua saja. Untuk mengatasi masalah ini, Darlis mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam membina generasi muda. “Di situlah kita harus berbagi peran, di sanalah pemerintah juga hrus memberikan bukan hanya soal regulasi tapi juga memfasilitasi. Orang tua juga berperan di dalamnya dan harus berkolaborasi,” ujarnya.

Beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan di antaranya meningkatkan literasi, penguatan pendidikan karakter, pembatasan penggunaan gadget pada anak, hingga menciptakan program-program yang positif.

Tantangan yang dihadapi generasi muda di era digital merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Dengan sinergi semua pihak, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi generasi yang berkualitas, berkarakter, dan mampu menghadapi tantangan masa depan.

“Di situlah kita harus berbagi peran, di sanalah pemerintah juga hrus memberikan bukan hanya soal regulasi tapi juga memfasilitasi. Orang tua juga berperan di dalamnya dan harus berkolaborasi.”

“Kita berharap ada perhatian yang lebih intens tentang bagaimana memikul tanggung jawab bersama ini terhadap pembinaan kepemudaan kita,” pungkas Darlis. (ADV)