DPRD Kaltim Dorong Pemerintah Pusat Jelaskan Rincian Program Petani Milenial Iming-iming Gaji 20 Juta Perbulan

Samarinda – Selama 10 tahun terakhir, kondisi pertanian di Indonesia tampak lesu dan mengalami tantangan besar. Nasib petani yang tak kunjung membaik, ditambah harga pupuk yang mahal, harga jual padi yang tidak sesuai, hingga beban berat kerja petani dan penurunan minat menjadi petani di Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, kemudian berupaya mengatasi berbagai permasalahan itu. Dengan mencanangkan program Petani Milenial sebagai program prioritas pada tahun 2025 mendatang. Program tersebut digadang bakal meningkatkan minat generasi muda untuk menjadi petani dan membantu mewujudkan swasembada pangan yang diproyeksikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Menariknya, Andi Amran menyebut generasi muda yang bergabung ke program petani muda bisa berpotensi dapat penghasilan Rp10-20 juta perbulan. Ditambah akan mendapat lahan dan alat pertanian modern untuk mengelola sawah. Tawaran yang cukup menjanjikan.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) Provinsi Kaltim, Selamat Ari Wibowo, mendesak pemerintah pusat untuk memberikan penjelasan yang lebih transparan dan detail terkait program Petani Milenial termasuk rincian dari gaji Rp10-20 juta per bulan.

“Saya mendukung, tapi belum tau (teknisnya) seperti apa, saya akan telusuri dulu, apakah modal cash untuk bertani, atau seperti apa,” kata Selamet baru-baru ini.

Selamat berharap program pemerintah tersebut telah dirancang dengan baik dan transparan, dan memang berpihak kepada para petani dan masyarakat Indonesia. Jika begitu, maka sektor pertanian di Indonesia, khususnya di Kaltim, dapat mengalami peningkatan produktivitas yang signifikan.

Selamat tak ingin kalau kebijakan itu hanya sekadar iming-iming belaka. Namun janji yang ditawarkan oleh pemerintah tidak terealisasi atau bahkan membuat masyarakat merugi dan sektor pertanian menjadi semakin anjlok.

“Kalau terealisasi bagus bisa mendongkrak pertanian. Karena Presiden pun jarang yang berani melakukan reformasi pangan,” pungkasnya. (ADV)